Aspek kebahasaan
Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar
triliteral s-l-m, dan didapat dari tatabahasa
bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari
politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari
al-Qur’an. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam..."
[7] Ayat lain menghubungkan
Islām dan
dīn (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."
[8] Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan.
[9]
Secara
etimologis kata Islam diturunkan dari
akar kata yang sama dengan kata
salām yang berarti “damai”. Kata 'Muslim' (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata
Islām, kata tersebut berarti “orang yang berserah diri kepada Allah" dalam
bahasa Indonesia.
Kepercayaan
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah
shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "
Laa ilaha illallah, Muhammadar Rasulullah" - yang berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau
mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah
mewahyukan al-Qur'an kepada Muhammad sebagai
Khataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi) dan menganggap bahwa
al-Qur'an dan
Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber fundamental Islam.
[10] Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan monoteistik dari
Ibrahim,
Musa,
Isa, dan
nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai
Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam menegaskan bahwa agama
Yahudi dan
Kristen telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.
[11]
Umat Islam juga meyakini
al-Qur'an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada
Muhammad. melalui perantara
Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (
Al-Baqarah [2]:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan
al-Qur'an hingga akhir zaman dalam suatu ayat.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam
al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (
Zabur,
Taurat,
Injil dan suhuf para nabi-nabi yang lain) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya.
[12] Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Umat Islam juga meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah agama
tauhid, dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni imannya) maka menjadikannya seorang
muslim.
[13][14] Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama
Yahudi dan
Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai
Ahli Kitab atau
Ahlul Kitab.
Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar,
Sunni (85%) dan
Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama pradominan sepanjang
Timur Tengah, juga di sebagian besar
Afrika dan
Asia. Komunitas besar juga ditemui di
Cina,
Semenanjung Balkan di
Eropa Timur dan
Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas
imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti
Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim tinggal di
negara-negara Arab,
[15] 30% di
subbenua India dan 15.6% di
Indonesia, negara Muslim terbesar berdasar populasi.
[16]
Lima Rukun Islam
Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya digalakkan untuk memegang
Lima Rukun Islam, yaitu lima pilar yang menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas.
[17] Tambahan dari Lima Rukun,
hukum Islam (
syariah) telah membangun tradisi perintah yang telah menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari hal praktikal seperti kehalalan,
perbankan,
jihad dan
zakat.
[18]
Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:
- Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Allah.
- Mendirikan salat wajib lima kali sehari.
- Berpuasa pada bulan Ramadan.
- Membayar zakat.
- Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.
Enam Rukun Iman
Muslim juga mempercayai
Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara yaitu:
- Iman kepada Allah
- Iman kepada malaikat Allah
- Iman kepada Kitab Allāh (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur dan suhuf)
- Iman kepada nabi dan rasul Allah
- Iman kepada hari kiamat
- Iman kepada qada dan qadar
Ajaran Islam
Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar,
Sunni (85%) dan
Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama pradominan sepanjang
Timur Tengah, juga di sebahagian besar
Afrika dan
Asia. Komunitas besar juga ditemui di
Cina,
Semenanjung Balkan di
Eropa Timur dan
Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti
Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim tinggal di
negara-negara Arab,
[19] 30% di
subbenua India dan 15.6% di
Indonesia, adalah negara Muslim terbesar berdasarkan populasinya.
[20]
Negara dengan mayoritas pemeluk Islam Sunni adalah
Indonesia,
Arab Saudi, dan
Pakistan sedangkan negara dengan mayoritas Islam Syi'ah adalah
Iran dan
Irak. Doktrin antara Sunni dan Syi'ah berbeda pada masalah imamah (kepemimpinan) dan peletakan
Ahlul Bait (keluarga keturunan Muhammad). Namun secara umum, baik Sunni maupun Syi'ah percaya pada rukun Islam dan rukun iman walaupun dengan terminologi yang berbeda.
Allah
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Allah dan
TauhidKonsep Islam teologikal fundamental ialah
tauhid-kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah
Allāh; kebanyakan ilmuwan
[rujukan?] percaya kata Allah didapat dari penyingkatan dari kata
al- (si) dan
ʾilāh ' (dewa, bentuk maskulin), bermaksud "Tuhan" (
al-ilāh '), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari Arami
Alāhā.
[21] Kata Allah juga adalah kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari
ho theos dari
Perjanjian Baru dan
Septuaginta. Yang pertama dari Lima Rukun Islam,
tauhid dituangkan dalam
syahadat (pengakuan), yaitu bersaksi:
“ | لا إله إلا الله محمد رسول الله
Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
| ” |
Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana pada
Surah Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:
- Katakanlah: "Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
- Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
- Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
- dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Nama "Allah" tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur'an dikatakan:
- "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat". (Asy-Syu'ara' [42]:11)
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui al-Quran :
- "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku". (Ta Ha [20]:14)
Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. Umat Islam percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan umat Yahudi dan Nasrani, dalam hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun, Islam menolak ajaran
Kristen menyangkut paham
Trinitas dimana hal ini dianggap
Politeisme.
Mengutip al-Qur'an,
An-Nisa' [4]:71:
- "Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu mengatakan :"Tuhan itu tiga", berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa. Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara".
Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat dibenarkan, hal ini dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan apapun (
Asy-Syu'ara' [42]:11). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan Tuhan (
asma'ul husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat pada
al-Qur'an.
Al-Qur'an
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Al Qur'an Al-Qur'an adalah kitab suci ummat
Islam yang diwahyukan
Allah kepada
Muhammad melalui perantaraan
Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada
Muhammad melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau
632 M. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa
kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M.
Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.
[22]
Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara menghitung).
[23] Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai
hafiz (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an diseluruh dunia. Di
Indonesia ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita).
Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya
berbahasa Arab. Hasil terjemahan dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur'an ataupun hasil usaha mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu sendiri.
Nabi Muhammad S.A.W
Muhammad (
570-
632) adalah
nabi terakhir dalam ajaran Islam dimana mengakui kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai seorang
muslim (lihat
syahadat). Dalam Islam Muhammad tidak diposisikan sebagai seorang pembawa ajaran baru, melainkan merupakan penutup dari rangkaian nabi-nabi yang diturunkan sebelumnya.
Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang Nabi, Muhammad dalam pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap perkataan dan perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal dari seorang muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah
hadits yakni kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad. Hadits adalah teks utama (sumber hukum) kedua Islam setelah
Al Qur'an.
Sejarah
Masa sebelum kedatangan Islam
Jazirah Arab sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan perlintasan perdagangan dalam
Jalan Sutera yang menjadikan satu antara
Indo Eropa dengan kawasan
Asia di timur. Kebanyakan orang
Arab merupakan penyembah berhala dan ada sebagian yang merupakan pengikut agama-agama
Kristen dan
Yahudi.
Mekkah adalah tempat yang suci bagi bangsa Arab ketika itu, karena di sana terdapat berhala-berhala agama mereka, telaga
Zamzam, dan yang terpenting adalah
Ka'bah. Masyarakat ini disebut pula
Jahiliyah atau dalam artian lain bodoh. Bodoh disini bukan dalam intelegensianya namun dalam pemikiran moral. Warga
Quraisy terkenal dengan masyarakat yang suka berpuisi. Mereka menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan disaat berkumpul di tempat-tempat ramai.
Masa awal
Negara-negara dengan populasi Muslim mencapai 10% (hijau dengan dominan sunni, merah dengan dominan syi'ah) (Sumber -
CIA World Factbook, 2004).
Islam bermula pada tahun
611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira',
Arab Saudi.
Muhammad dilahirkan di
Mekkah pada tanggal
12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571 masehi). Ia dilahirkan ditengah-tengah suku
Quraish pada zaman
jahiliyah, dalam kehidupan suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah
berhala. Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya
Abdullah wafat ketika ia masih berada di dalam kandungan. Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya
Aminah meninggal dunia. Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya
Abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu
Abu Talib. Muhammad kemudian menikah dengan seorang janda bernama
Siti Khadijah dan menjalani kehidupan secara sederhana.
Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat
Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya. Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.
Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke
Madinah. Peristiwa ini disebut
Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan
kalender Islam. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang
anshar (kaum muslimin dari Madinah) dan
muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.
Keunggulan diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat
perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh
Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.
Khalifah Rasyidin
Khalifah Rasyidin atau Khulafaur Rasyidin memilki arti pemimpin yang baik diawali dengan kepemimpinan
Abu Bakar, dan dilanjutkan oleh kepemimpinan
Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan dan
Ali bin Abu Thalib. Pada masa ini umat Islam mencapai kestabilan politik dan ekonomi. Abu Bakar memperkuat dasar-dasar kenegaraan umat Islam dan mengatasi pemberontakan beberapa suku-suku Arab yang terjadi setelah meninggalnya Muhammad. Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib berhasil memimpin balatentara dan kaum Muslimin pada umumnya untuk mendakwahkan Islam, terutama ke
Syam,
Mesir, dan
Irak. Dengan takluknya negeri-negeri tersebut, banyak harta rampasan perang dan wilayah kekuasaan yang dapat diraih oleh umat Islam.
Masa kekhalifahan selanjutnya
Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan ke tangan dengan pemimpinnya yang juga disebut "khalifah", atau kadang-kadang "amirul mukminin", "sultan", dan sebagainya. Pada periode ini khalifah tidak lagi ditentukan berdasarkan orang yang terbaik di kalangan umat Islam, melainkan secara turun-temurun dalam satu dinasti (bahasa Arab:
bani) sehingga banyak yang menyamakannya dengan
kerajaan; misalnya kekhalifahan
Bani Umayyah,
Bani Abbasiyyah, hingga
Bani Utsmaniyyah.
Besarnya kekuasaan kekhalifahan Islam telah menjadikannya salah satu kekuatan politik yang terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu. Timbulnya tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung. Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada
zaman keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.
Luasnya wilayah penyebaran agama Islam dan terpecahnya kekuasaan kekhalifahan yang sudah dimulai sejak abad ke-8, menyebabkan munculnya berbagai otoritas-otoritas kekuasaan terpisah yang berbentuk "kesultanan"; misalnya
Kesultanan Safawi,
Kesultanan Turki Seljuk,
Kesultanan Mughal,
Kesultanan Samudera Pasai dan
Kesultanan Malaka, yang telah menjadi kesultanan-kesultanan yang memiliki kekuasaan yang kuat dan terkenal di dunia. Meskipun memiliki kekuasaan terpisah, kesultanan-kesultanan tersebut secara nominal masih menghormati dan menganggap diri mereka bagian dari kekhalifahan Islam.
Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah
Eropa. Kesultanan Utsmaniyyah (Kerajaan Ottoman) yang secara nominal dianggap sebagai kekhalifahan Islam terakhir, akhirnya tumbang selepas
Perang Dunia I. Kerajaan ottoman pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad V. Karena dianggap kurang tegas oleh kaum pemuda
Turki yang di pimpin oleh
mustafa kemal pasha atau kemal attaturk, sistem kerajaan dirombak dan diganti menjadi republik.
Demografi
Saat ini diperkirakan terdapat antara 1.250 juta hingga 1,4 milyar umat
Muslim yang tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara
Arab, 20% di
Afrika, 20% di
Asia Tenggara, 30% di
Asia Selatan yakni
Pakistan,
India dan
Bangladesh. Populasi Muslim terbesar dalam satu negara dapat dijumpai di
Indonesia. Populasi Muslim juga dapat ditemukan dalam jumlah yang signifikan di
Republik Rakyat Cina,
Amerika Serikat,
Eropa,
Asia Tengah, dan
Rusia.
Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9% per tahun, sementara pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai 2,3%. Besaran ini menjadikan Islam sebagai agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia.
[1]. Beberapa pendapat menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya angka kelahiran di banyak negara Islam (enam dari sepuluh negara di dunia dengan angka kelahiran tertinggi di dunia adalah negara dengan mayoritas Muslim
[2]. Namun belum lama ini, sebuah studi demografi telah menyatakan bahwa angka kelahiran negara Muslim menurun hingga ke tingkat negara Barat.
[3]